Sabtu, 17 April 2010

MATA RUMAH RAJA SAMU SAMU - ABAD XVI



Mata Rumah atau Rumah Tua atau Rumah Asal - Usul adalah rumah adat bagi Raja dan keturunannya, dan sebutan ini sejak dahulu sampai sekarang masih kental di seluruh Negeri di Maluku - Indonesia. Mata Rumah atau sebutan lain di Maluku adalah tempat tinggal seorang Raja beserta keluarganya, di Mata Rumah itulah lahirnya keturunan pertama dan selanjutnya. Mata Rumah Raja Samu Samu De Laatstse Van Koning Stamboom Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Maluku - Indonesia, berbeda Rumah Raja dan atau Rumah Sultan di daerah - daerah di Nusantara - Indonesia lainnya; dimana tempat tinggal dan atau tempat mengatur sistim kepemimpinan seorang Raja atau Sultan adalah di Istana atau Keraton. Ada beberapa persamaan dalam bentuk maupun bahan yang dipergunakan untuk membuat Mata Rumah atau Rumah Tua atau Rumah Asal - Usul dengan Keraton maupun Istana Raja dan Sultan; yaitu bahan dasar hampir seluruhnya dari kayu, baik lantai, dinding, anak tangga dan atap Rumah Raja.

Perspektif gambar Mata Rumah Raja Samu Samu ini adalah gambar asal yang diberikan dalam coret - coretan oleh Raja Samu Samu IV (berdomilisi di Tengkele - Serang. Banten) kepada Raja Samu Samu V (berdomisili di Jl. Kramat VII/no.5 dan Kompleks Angkatan Darat. Jl. Salemba Raya no.28, Jakarta Pusat), saat dirawat di Rumah Sakit Umum Serang - Banten, sebelum Raja Samu Samu IV wafat tahun 1976 lalu. Mata Rumah Raja Samu Samu terdiri dari Teras (Terage) Mata Rumah untuk menerima, menyambut dan berkumpulnya keluarga dan tamu, termasuk masyarakat dan tempat memulainya acara Adat; Bagian dalam Mata Rumah terdiri dari 3 (tiga) bagian lantai yaitu; Lantai dasar adalah Ruang Utama Raja Samu Samu, terdapat Lambang Kebesaran menempel didinding dibelakang Kursi Raja dan Tongkat Kebesaran Raja Samu Samu; tempat Raja Samu Samu merundingkan, memutuskan dan menerima pendapat - pendapat dari Kepala Soa, Pati dan keluarga serta orang yang dipercaya, dan terdapat Kamar istirahat Raja Samu Samu, Ruang penyimpanan barang - barang serta anak tangga menuju ke lantai atas; Lantai 2 (dua) adalah Ruang keluarga, Kamar istirahat anak - anak Raja dan keluarga, Ruang penyimpanan pakaian dan barang - barang Raja Samu Samu serta keluarga, dan anak tangga menuju lantai atas; Lantai 3 (tiga) adalah lantai khusus untuk mengawasi sekeliling wilayah dan Pantai Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut; terdapat 4 kursi disetiap sisi dan Tifa (gendang kecil untuk alat memberi tanda - tanda), yang biasanya dijaga oleh orang yang dipercaya oleh Raja dan Kepala Soya serta Pati Samu Samu (bertugas secara bergantian/bergilir). Mata Rumah Raja Samu Samu mempunyai 3 (tiga) makna dan 3 (tiga) arti yaitu; 1) Bagian Atas : ASA yang artinya Esa; Maha Pencipta; Tuhan yang mengetahui alam semesta, 2) Bagian Tengah : AMA yang artinya Bapak; Pemimpin; Pengatur dan Penanggung Jawab serta yang menghubungkan antara Bumi dengan Pencipta, 3) Bagian Bawah : INA yang artinya Ibu; Bumi; Yang memberi kehidupan dan kedamaian serja kesejahteraan.

Sejak Raja Samu Samu De Laatstse Van Koning Stamboom Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Maluku menghilang untuk menghindari penangkapan dari tentara VOC Belanda, maka status Raja Samu Samu dari Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Provinsi Maluku sudah tidak berkuasa dan tidak diketahui lagi keberadaannya, namun Raja Samu Samu dibantu saudaranya yaitu; Raja Batu Merah - Moyang Wali Ulu dan Moyang Raja Halong, terus hidup turun menurun sampai saat ini. Dan Mata Rumah Raja Samu Samu yang semuanya terbuat dari kayu sejak ditinggalkan dan ditempati oleh keluarga Fam Samu Samu. Dari jaman ke jaman keberadaan Mata Rumah Raja Samu Samu yang terbuat dari kayu tersebut telah lapuk karena usia kayu, dan saat ini Mata Rumah Raja Samu Samu telah diperbaiki dan disesuaikan dengan kondisi rumah seperti umumnya dengan menggunakan campuran semen, batu dan kayu bagian dindingnya.

Rencana bila dikemudian hari Tuhan Y.M.E mengijinkan, Raja Samu Samu VI akan mengembalikan bentuk asli Mata Rumah Raja Samu Samu di Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. di Provinsi Maluku - Indonesia. Bahwa keberadaan Raja Samu Samu VI saat ini adalah untuk mengembalikan jatidiri (identitas) Raja Samu Samu dari Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Provinsi Maluku - Indonesia, dan tidak bermaksud untuk menarik kembali kekuasaan yang pernah dimiliki Raja Samu Samu sebelumnya, namun Raja Samu Samu VI bersama Raja - Raja dari seluruh Negeri di Maluku membangun kebersamaan untuk mengembalikan jatidiri (identitas) dan diakui status Raja bagi Negeri - Negeri di Maluku - Indonesia oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan hasilnya adalah Raja Samu Samu VI bersama Sultan Ternate - YM. Sri Sultan Mudaffarsyah, Raja Alaka Rohomoni - YM. Fachri Sangadji, Raja Oma - YM. Joseph Caleb Pattinama, Kesultanan Banten - YM. Tubagus Ismetullah Al-Abbas, Putri Mahkota Raja Kaimana Papua dan Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua - YM. Zainal Abidin Uswanas, telah memperakarsai Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, yang dilaksnakan pada hari Jum'at, 7 Agustus 2009 lalu, di Istana Merdeka - Jakarta, yang resmi dibuka oleh Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Yth. Ibu Presiden Republik Indonesia - YM. Ani Susilo Bambang Yudhoyono serta Menkokesra - YM. Aburizal Bakrie, Mensesneg - YM. Hatta Rajasa, Menseskab - YM. Sudi Silalahi, Menbudpar - YM. Jero Wacik, Mendagri - YM. Mardiyanto, Mendiknas - YM. Prof.DR. Bambang Soedibyo, MenHum & HAM - YM. Andi Mattalata, Menkoinfo - YM. Prof.DR. M. Nuh, serta 135 Raja dan Sultan Nusantara dan 15 Permaisuri, Putri Mahkota, Putra Mahkota serta Pangeran dri Kerajaan dan Kesultanan Nusantara - Indonesia (yang berasal dari Aceh sampai Papua).

Pepatah Samu Samu bahwa "Maluku serta Bangsa dan Negara Indonesia saat ini telah menemukan kembali Mutiara yang hilang" yang artinya "Maluku serta Bangsa dan Negara Indonesia telah kembali pada sejarah yang sebenarnya". Bahwa sejarah Bangsa dan Negara Indonesia ada yang tercatat dan ada yang tidak tercatat; Sejarah yang tercatat, tidak seluruhnya utuh, lengkap dan benar, dan sejarah yang tidak tercatat, memang dimaksudkan agar anak - cucu dan keturunannya serta masyarakat untuk tidak mengetahui asal - usul dan sejarah yang sebenarnya.

Catatan: Bahwa tulisan ini adalah riwayat yang diterima oleh Raja Samu Samu VI dari Raja Samu Samu IV dan Raja Samu Samu V, sebelum beliau meninggal dunia (wafat) pada tahun 1976 di Serang - Banten dan tahun 1980 di Jakarta.

Kamis, 15 April 2010

PERHATIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - YM. SBY



Menindaklanjuti Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, 7 Agustus 20009 lalu, di Istana Merdeka - Jakarta, yang resmi dibuka oleh Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Yth. Ibu Presiden Republik Indonesia - YM. Ani Susilo Bambang Yudhoyono, serta Menkokesra - YM. Aburizal Bakrie, Mensesneg - YM. Hatta Rajasa, Menseskab - YM. Sudi Silalahi, Menbudpar - YM. Jero Wacik, Mendiknas - YM. Prof.DR. Bambang Soedibyo, Mendagri - YM. Mardiyanto, MenHum & HAM - YM. Andi Mattalata dan Menkoinfo - YM. Prof.DR. M. Nuh, yang dihadiri oleh 135 Raja dan Sultan Nusantara beserta 15 Permaisuri, Putra Mahkota, Putri Mahkota dan Pangeran dari Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Ketika Silatnas Raja dan Sultan Nusantara tersebut telah disampaikan 5 Pernyataan (Komitmen) Raja dan Sultan Nusantara, yaitu ; (1) Mengembalikan jatidiri (identitas) para Raja dan Sultan Nusantara, (2) Melibatkan secara langsung para Raja dan Sultan Nusantara dalam proses penyusunan dan pembuatan serta pengesahan Rencana Undang Undang (RUU) Hukum Adat, (3) Mengembalikan sejarah Kerajaan dan Kesultanan Nusantara pada Sekolah Sekolah, (4) Memberdayakan Ekonomi Kreatif pada Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, dengan Anggaran melalui APBN, dan (5) Raja dan Sultan Nusantara sebagai Mitra Pemerintah, baik di Tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Badan Pekerja Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara telah mengirimkan surat nomor: 100/BP-SILATNAS/K/XI/2009, tertanggal 19 Nopember 2009, perihal ; Rencana Kunjungan Silaturahmi Persiapan Pembentukan 5 (lima) Tim Kerja, kepada Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Mensesnek - YM. Sudi Silalahi.
Maka merujuk surat BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara, Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono memberikan arahan kepada Mensesneg agar Menkokesra - YM. H.R. Agung Laksono dan Menbudpar - YM. Jero Wacik dapat mewakili Presiden Republik Indonesia untuk menerima Silaturahmi BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara guna membicarakan rencana Persiapan Pembentukan 5 (lima) Tim Kerja dan Persiapan Pembangunan Museum atau GALERI ANSIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA (Ref: Surat Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia, nomor: B-35/M-Sesneg/RTK/01/2010, tertanggal 15 Januari 2010).
Maka pada hari Senin, 22 Maret 2010, jam; 14.00.WIB sampai dengan 16.20.WIB, bertempat di Ruang Rapat Menkokesra. Jl. Medan Merdeka Barat - Jakarta Pusat, diadakan pertemuan Silaturahmi Menkokesra - YM. H.R. Agung Laksono didampingin Menbudpar - YM. Jero Wacik dengan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara, dihadiri oleh; Ketua BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - YM.K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat, - Raja Samu Samu VI - YM. Upu Latu M.L. Benny A. Samu Samu,- Putra Mahkota Sultan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura - YM. Adji Pangeran Prabu Anum Surya Ningrat, Perdana Menteri/Sekretaris Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura - YM. Haji Adji Pangeran Harry Gondo Prawiro, Kasunanan Surakarta Hadiningrat - YM.K.P. Edi Wirobhumi,- Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang,-Sejarawan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - Yth. Prof. DR. Ir. Jan Sopaheluwakan,-Wakil Raja Batu Merah - Yth. Abdul Kadir Assegaf,-P.M.A. Raja Kepulauan Kisar - YM. Boetje Balthazar,-Perdana Menteri/Putri Mahkota Raja Luwu - YM. Andi Siti Opu Cenning,-Budayawan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - Yth. DR. Putut Irwan Pudjiono,-Trah Kerajaan Singosari - YM. Harry, Raja Kaibobo - YM. Upu Latu Samuel Riri,- Raja Rohomoni - YM. Fachri Sangadji,- Raja Oma - YM. Upu Latu Joseph Caleb Pattinama, dan Staff BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - Yth. Wagiyah.
Kesimpulan ; 1) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara melaporkan hasil kerja yang telah dilaksanakan dalam rangka Sosialisasi 5 (lima) Pernyataan Raja dan Sultan Nusantara, 2) Memberikan 2 (dua) Bingkai Foto Rancangan Gambar (Design) GALERI NASIONAL JEJAK PERADABAN KERAJAAN DAN KESULTANAN NUSANTARA kepada Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono, yang diterima oleh Menkokesra - YM. H.R. Agung Laksono, 3) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara telah mempersiapkan lahan yang diperuntukkan Galeri Nasional Jejak Peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara di 23 Ha di Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta, 50 Ha di Buleleng - Bali, dan 50 Ha di Kutai Kalimantan Timur, (Catatan: Gubernur Provinsi Jawa Barat telah menyatakan bersedia menyediakan lahan seluas 50 Ha; Sabtu, 24 April 2010). 4) Menkokesra dan Menbudpar menjelaskan bahwa Pemerintah sangat perhatian terhadap I DREAM Presiden Republik Indonesia yaitu untuk mewujudkan membangun Galeri Nasional Jejak Peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, namun disisi lain sedang dicari jalan keluar mengenai pembiayaannya, yang kemungkinan akan diambil dari Budget Pendidikan. 5) Menkokesra dan Menbudpar menyampaikan agar Raja dan Sultan Nusantara KOMPAK, karena sejak YM. Jero Wacik menjabat Menbudpar tahun 2005 sudah mulai terlibat dengan Silaturahmi Kerajaan dan Kesultanan, sehingga apabila Presiden memberi perhatian, berarti Presiden dan pemerintah sangat serius. 6) Menkokesra menyampaikan bahwa selanjutnya BP. Silatnas Raja dan Sultan dapat membuat dan menyesuaikan dengan Format Pemerintah dan tindak lanjutnya dapat berhubungan dengan Menbudpar. 7) Menkokesra menyampaikan "kita akan lebih sering bertemu nantinya".
Hasil Evaluasi BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara; 1) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara segera akan membuat Format yang disesuaikan dengan Format Pemerintah, yang dibantu penyusunannya oleg Sejarawan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - Yth. Prof.DR.Ir. Jan Sopaheluwakan, Trah Kerajaan Pajajaran _ YM. Asep Supanda, Budayawan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara - Yth. DR. Ir. Putut Irwan Pudjiono.

Minggu, 11 April 2010

RAJA SAMU SAMU VI di KICK ANDY METRO TV



Berawal pada saat Raja Samu Samu VI menghadiri peringatan SUMPAH PUMUDA, di Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta, yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia dan para Menteri serta pejabat negara serta tamu undangan perwakilan negara - negara sahabat. bertemu dengan Yth. Andy F. Noya, dan Yth. Siswono (mantan Menteri) menyampaikan "Andy angkat dong Raja - Raja dan Sultan pada acara Kick Andy di Metro Tv"; yang disambut Andy F. Noya "saya akan coba". Seminggu minggu kemudian Raja samu Samu VI menerima telpon dari Staff Kick Andy Metro TV (Nona Fanny), meminta kesediaan Raja Samu Samu VI untuk menjadi salah satu Narasumber dan meminta rekomendasi Raja dan Sultan siapa saja yang diusulkan untuk dapat menjadi Narasumber pada acara Kick Andy di Metro Tv; semula Raja Samu Samu VI menyampaikan "berilah kesempatan kepada Raja dan Sultan yang lain, apalah artinya Raja Samu Samu VI bila ada yang lain dan sangat mengaharapkan dapat tampil di televisi" dan Raja Samu Samu VI memberikan rekomendasi nama dan nomor telepon Raja dan Sultan kepada Staff Kick Andy (Nona Fanny) yaitu; 1) Kesultanan Banten - YM. Tubagus Ismetullah Al-Abbas, 2) Sultan Palembang - YM. Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, 3) Sultan Skala Brak Lampung (saat itu tidak diketahui nomor teleponnya). Beberapa hari kemudian Raja Samu Samu VI berkomunikasi dengan Andy F. Noya, dan Andy F. Noya tetap meminta kesediaan Raja Samu Samu VI untuk menjadi salah satu Narasumber acara Kick Andy di Metro TV. Akhirnya kira - kira pada hari Jum'at, 26 Oktober 2008 Raja Samu Samu VI hadir ke Studio Kick Andy di Kompleks Metro Tv - Kedoya, Jakarta Barat; Narasumber saat itu antara lain; Sultan Muda Deli, Sultan Skala Brak Lampung bersama Perdana Menteri Kesultanan Skala Brak Lampung, Raja Samu Samu VI, Putra Mahkota Raja Gowa dan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin.

Pengambilan gambar pertama; Sultan Muda Deli (lancar), kedua; Sultan Skala Brak Lampung (lancar), ketiga; Raja samu Samu VI (tidak lancar), keempat; Putra Mahkota Raja Gowa (lancar), dan kelima; Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (lancar).

Kronologi kejadian; Saat sebelum Raja Samu Samu VI masuk/naik ke panggung, terlebih dahulu Pemangku Adat Kepulauan Kisar (Boetje Balthazar) meletakkan perangkat adat berupa Sirih-Kapur-Pinang dan 1 buah sloky (terlebih dahulu sudah mendapat ijin dari Crew Kick Andy), kemudian barulah Raja Samu Samu VI keluar dari latar belakang panggung dan disambut oleh Andy F. Noya, dan dipersilakan duduk berhadapan; Ketika pertama kali pengambilan gambar (take shoot) Andy F. Noya menanyakan "Raja Samu Samu apakah pakaian kebesaran Raja Samu Samu sesederhana ini?", sebelum menjawab, Raja Samu Samu VI menyampaikan "Sebelum beta mulai, beta memohon maaf kepada Tetek-Nenek Moyang, Opa-Oma, Raja - Raja seluruh Negeri di Maluku dan Basudara yang ada di Maluku maupun dimanapun berada", selanjutanya Raja Samu Samu VI menjawab " alhamdulillah beta dapat memakai pakaian seperti ini, tapi bila YM. Andy mau beta memakai pakaian kebesaran Raja Samu Samu ASLI-nya dari Kulit Kayu", maka Andy F. Noya memberitahu kepada para hadirin yang hadir menonton di studio "bapak-bapak, ibu - ibu; Raja Samu Samu bilang kalo pakaian ASLI-nya adalah dari Kulit Kayu" selanjutnya para hadirin tertawa semua. Kemudian Andy F. Noya melanjutkan pertanyaannya "Kerajaan Samu Samu ada pada abad XVI, apakah Kerajaan Samu Samu saat ini masih eksis? dan siapa Raja pertamanya ?", Raja Samu Samu VI menjawab "Bahwa kehadiran beta adalah untuk mengangkat kembali jatidiri, selama ini Mutiara yang hilang telah ditemukan kembali, dan Raja Samu Samu pertama adalah;XXXXXXXXXXXXXXX" Ketika itulah seluruh lampu berkedip - kedip kemudian ruangan dalam studio Kick Andy di Metro Tv tidak ada cahaya penerangan dan menjadi gelap. Maka pengambilan gambar dihentikan; beberapa menit kemudian beberapa Crew Kick Andy menghampiri Andy F. Noya, dan berbisik - bisik mengatakan sesuatu, lalu Raja Samu Samu VI bertanya "ada apa YM. Andy?", Andy F. Noya menjawab "kenapa bisa begini Raja Samu Samu ?", Raja Samu Samu VI membalas "tadi kan YM. Andy menanyakan tentang nenek Moyang" kemudian Raja Samu Samu VI bangkit dari duduk meminta ijin kepada Andy F. Noya untuk berdo'a dibelakang dinding dekor (backdrop) panggung, ketika Raja Samu Samu VI berdo'a sambil berdiri dibalik dinding dekor beberapa detik kemudian seluruh ruangan kembali terang benderang, dan seorang Crew yang berada dekat Raja Samu Samu VI dibalik dinding dekor tersebut meminta kepada Raja Samu Samu VI untuk kembali ke panggung. Saat Raja Samu Samu VI telah duduk kembali dihadapan Andy F. Noya, pengambilan gambar dimulai lagi; Andy F. Noya bertanya "selama 3 tahun Kick Andy ada tidak pernah terjadi seperti ini, Raja Samu Samu sebenarnya apa yang terjadi ?", maka Raja Samu Samu VI menjawab "ini mungkin kesalahan teknis saja", maka Andy F. Noya memberitahukan kepada para hadirin yang menonton di studio tersebut "bapak - bapak, ibu - ibu, Raja Samu Samu bilang ini hanya kesalahan teknis saja" sambil tertawa diikuti para hadiri. Kemudian Andy F. Noya bertanya lagi "Dimanakan batas wilayah kekuasaan Raja Samu Samu?", maka sebelum Raja Samu Samu VI menjawab, seluruh lampu berkedip - kedip kembali dan ruangan kembali menjadi gelap. Andy F. Noya dan Raja Samu Samu VI masih tetap pada posisi duduk diatas panggung, beberapa menit kemudian kembali Crew menghampiri Andy F. Noya, kemudian Andy mengatakan "Raja Samu Samu bagaimana nih, tolong agar lampu dapat hidup kembali", kemudian Raja Samu Samu VI berdiri dan berjalan ketepi muka panggung menghapiri Pemangku Adat Kepulauan Kisar (YM. Boetje Balthazar) yang berada duduk disana "Bung Boetje tolong minta Dems dan Dade buat do'a". Dan ruangan kembali menjadi terang, begitu Raja Samu Samu VI kembali duduk dihadapan Andy F. Noya, lampu kembali berkedip-kedip dan ruangan studio kembali menjadi gelap, datanglah beberapa Crew menghampiri dan membisikan Andy F. Noya, kemudian Andy F. Noya mengatakan "Raja Samu Samu, ibu - ibu melihat ada banyak yang bergelantungan diatas, ada apa?"

Mendengar dan melihat situasi dan kondisi ini Raja Samu Samu VI permisi dan bangkit dari kursi dihadapan kepada Andy F. Noya untuk melakukan do'a diluar studio, ketika berada diruang ruangan bersama kerabat Raja Samu Samu VI merasakan tubuhnya semakin berat, kemudian berlajan perlahan keruang tunggu VIP yang berada tidak jauh dari studio Kick Andy. Saat di ruang tunggu VIP, Raja Samu Samu VI bersama kerabat Samu Samu melakukan do'a bersama, usai do'a Raja Samu Samu VI langsung muntah - muntah dan merebahkan tubuh untuk menstabilkan tubuh untuk beberapa menit lamanya. Ketika Raja Samu Samu VI bersama kerabat Samu Samu melakukan do'a diruang tunggu VIP, maka ruang studio kembali terang dan saat Crew Kick Andy datang dan masuk meminta Raja Samu Samu VI untuk kembali ke studio karena lampu sudah menyala lagi, maka Raja Samu Samu VI menyampaikan "biar yang lain saja yang masuk". Setelah Raja Samu Samu VI merasa cukup stabil untuk berdiri dan berjalan, maka Raja Samu Samu VI bersama kerabat Samu Samu kembali masuk ke ruang studio, saat itu Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang masih berada diatas panggung bersama Andy F. Noya, dan para hadiri melihat kehadiran Raja Samu Samu VI dalam ruang studio tersebut, ketika seorang Crew Kick Andy bertanya "apakah Raja sudah siap", Raja Samu Samu VI menjawab "Siap", dan ketika Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang usai menyanyi, maka Andy F. Noya memanggil Raja Samu Samu VI untuk maju dan naik keatas panggung, lalu Andy F. Noya menutup acara malam itu.

Catatan PENTING :
1. Bahwa asal - usul Raja Samu Samu adalah Raja Adat dan Raja Besar.
2. Bahwa adat bagi Raja dan masyarakat Maluku masih sangat kental dan memang masih berlaku dari sejak dahulu, yaitu bila seseorang dan atau lebih dari seorang ingin membicarakan hal yang berkaitan dengan keturunan (tetek-nenek moyang) harus memenuhi syarat adat dengan mempersiapkan Sirih, Kapur, Pinang, dan Minuman Sopi (saat Sopi dilarang oleh agama, maka Sopi bisa saja diganti dengan minuman yang tidak dilarang oleh agama). Jadi ketika Raja Samu Samu VI akan diajak bicara tentang keturunan, maka Raja Samu Samu VI telah mempersipkan syarat adat, namun seharusnya yang mengundang dan yang akan mengajak bicara tentang keturunaan orang lain juga harus memenuhi syarat adat dan terlebih dahulu melakukan berdo'a bersama untuk meminta ijin dan restu kepada Tuhan Y.M.E dan tetek-nenek moyang yang sudah tidak ada (wafat).
3. Bahwa adat yang ada hampir diseluruh Negeri di Maluku, sejak jaman dahulu; seseorang dilarang untuk memberitahukan Silsilah (asal-usul keturunan) dan biasanya Silsilah iu dirahasiakan bagi orang lain, kecuali bagi keturunannya sendiri. Memberitahu Silsilah (asal-usul keturunan) kepada orang/pihak lain adalah PAMALI atau PANTANG atau TIDAK DIPEBOLEHKAN dan dipandang berbahaya bagi keturunan itu sendiri. (penjelasannya tidak diuraikan disini).
4. Bahwa adat Raja Samu Samu (mungkin juga bagi Raja - Raja lain di Maluku), bahwa Nama Asli Raja tidak diperbolehkan disebut, diucapkan disembarang tempat kecuali memenuhi syarat adat, dan batas - batas wilayah kekuasaan seorang Raja atau Kerajaan tidak diperbolehkan diketahui oleh orang lain atau oleh umum, disebut PAMALI atau PANTANG atau TIDAK DIPERBOLEHKAN dan dipandang berbahaya bagi Raja atau Kerajaan itu sendiri. (penjelasannya tidak diuraikan disini).
5. Bahwa ketika Raja Samu Samu VI tampil dengan mengenakan pakaian adat yang sederhana, namun ada pertanyaan yang seolah - oleh merendahkan pakaian adat tersebut, maka disitulah awal dari salah satu pengantar dari terjadinya peristiwa kegelapan di studio; kesimpulan : "bila dipersoalkan (1) pakaian adat Raja Samu Samu yang sederhana, (2) Jawaban yang bijak dari Raja Samu Samu mengatakan "ini mungkin kesalahan teknis" yang kemudian ditertawakan, (3) Mempertanyakan Nama Raja Samu Samu pertama dan batas wilayah kekuasaan, maka yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan Y.M.E. dan para tetek-nenek moyang Raja - Raja Samu Samu yaitu agar Raja Samu Samu VI tidak usah diambil gambarnya pada saat itu".
6. Bahwa adat-istiadat Raja Samu Samu tentunya tidak sama dengan Raja dan Sultan yang lain, sehingga penjelasan ini tentunya tidak melibatkan dan tidak membawa Raja dan Sultan yang lain, walaupun mungkin ada yang sama atau hampir sama masalah adat-istiadatnya.
Yang terpenting adalah kehadiran Raja Samu Samu VI dalam acara Kick Andy Metro Tv adalah untuk mengangkat kembali jatidiri (identitas) Raja Samu Samu serta Raja dan Sultan Nusantara yang ada di bumi Nusantara - Indonesia, yang sebenarnya adalah kekayaan (aset) budaya Bangsa dan Negara yang harus dipertahankan dan dijaga serta dipelihara dengan baik, yang menjadi salah atu sumber devisa bagi Negara. Suatu Bangsa dan Negara tidak akan menjadi besar dan kuat, apabila tidak mengenal sejarahnya sendiri.
Bahwa dengan telah ditayangkan penampilan Raja Samu Samu VI dalam "Dairy Kick Andy" di Metro Tv, pada hari Jum'at (malam), 9 April 2010, jam. 21.30.WIB serta tayangan ulang pada hari Minggu, 11 April 2010, jam.15.30.WIB, yang turut dilihat/ditonton oleh seluruh keluarga, kerabat, sahabat mulai dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Papua dan seluruh masyarakat Indonesia sampai di rekan - rekan yang tinggal di Brunei Darussalam dan Malaysia, maka atas nama Raja Samu Samu VI beserta keluarga besar menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Yth. Andy F. Noya dan Metro Tv.

Sabtu, 10 April 2010

RAPAT KONSOLIDASI RAJA DAN SULTAN NUSANTARA



Didasari untuk menindak lanjuti Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, 7 Agustus 2009, di Istana Merdeka - Jakarta, dan melihat situasi dan kondisi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, paskah PEMILIHAN PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, sedang hangat - hangatnya dan menaiknya suhu politik, disisi lain masalah ekonomi menurun dalam arti yang luas, belum lagi masalah yang cukup hangat yaitu isu Teroris terus menjadi isu utama. Maka seusai mengadiri peringatan 17 Agustus 2009, di Istana Negara, diprakarsai oleh; Raja Samu Samu VI, K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat, Raja Rohomoni, Raja Oma, K.P. Edi Wirobhumi dan beberapa Raja dan Sultan lainnya, bertempat di Sari Pan Pacific Hotel - Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, direncanakan untuk menyelenggarakan RAPAT KONSOLIDASI RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, yang disponsori oleh; 1) Sultan Palembang - Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin 2) Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo - K.P. Edi Wirobhumi 3) Raja Kaimana Papua - Abdul Hakim Achmad Aituarauw. Hasil Rapat - Rapat Persiapan telah disepakati Susunan Panitia RAPAT KONSOLIDASI RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, yaitu: Pelindung - Presiden Republik Indonesia; YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono; Pembina - Sri Sultan Ternate,-Sunan Surakarta Hadiningrat Solo,-Sultan Kutai Kertanegara Ing.Martadipura,-Sultan Skala Brak Lampung,-Sultan Kesepuhan CIrebon,-Raja Puri Agung Karang Asem,-Raja Kaimana Papua,-Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang,-Sekjen FKIKN (YM.G.K.R. Koes Murtiah Wandansari); Pelaksana: Ketua - Raja Samu Samu VI; Wakil Ketua - Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo (YM. K.P. Edi Wirobhumi); Wakil Ketua - YM.K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat; Sekretaris - Raja Alaka Rohomoni; Wakil Sekretaris - Kesultanan Skala BRak Lampung (YM. Buay P. Rudy Pernong); Bendahara - Kesultanan Palembang (YM. Pangeran Wiro Mandala Zainal Abidin Hasni); Wakil Bendahara - Raja Oma; Anggota - Kesepuhan Cirebon,- Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura,- Kesultanan Banten,- Putra Mahkota Raja Gowa Selawesi Selatan,- Putri Mahkota Raja Kaimana Papua,- Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua.

RAPAT KONSOLIDASI RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, 5 September 2009, di Candi Ratna Grand Sahid Jaya Hotel, dihadiri oleh; Direktur Jenderal Keatuan Pengembangan Politik Departemen Dalam Negeri - YM. Mayjend.TNI.AD. Tanribali, Direktur Kesbangpol Depdagri, Kasubag. Pengembangan Budaya dan Politik Direktorat Kesbangpol Depdagri dan 54 Raja dan Sultan serta wakil Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Kesimpulannya; 1) Menindaklanjuti 5 Komitmen Raja dan Sultan Nusantara, pada Silatnas Raja dan Sultan Nusantara 7 Agustus 2009, di Istana Merdeka - Jakarta, 2) Diharapkan para Raja dan Sultan Nusantara tetap utuh bersatu dan tidak tergradasi oleh isu - isu yang sedang berkembang saat ini, 3) Raja dan Sultan mengharapkan adanya wakil atau perwakilan Raja dan Sultan yang duduk di-Kepemerintahan Negara Republik Indonesia guna dapat mengakomodir para Raja dan Sultan serta Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, 4) Disepakati calon wakil - wakil Raja dan Sultan yang diusulkan yaitu (1) Sultan Palembang - Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, (2) Raja Kaimana Papua - Abdul Hakim Achmad Aituarauw, (3) Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo - K.P. Edy Wirobhumi, dan (4) Kesepuhan Cirebon - P.R.A. Arief Natadingrat.

SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA



Didasari pemikiran untuk mempersatukan dan menyatukan maksud dan tujuan dari seluruh Raja dan Sultan Nusantara serta menghindari pengkotak-kotakan, maka usai acara Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia, 12 Desember 2008, di Gedung Perpustakaan Nasional - Jl. Salemba Raya no.28, Jakarta Pusat; diprakarsai oleh; Raja Samu Samu VI, Sri Sultan Ternate, Raja Rohomoni, Putri Mahkota Raja Kaimana Papua, Kesultanan Banten dan Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua; diusulkan diselenggarakan Rakernas Festival Keraton Nusantara (FKN), kemudian Rakernas Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) dan sementara disepakati Susunan; Ketua - Sri Sultan Ternate, Sekretaris - Raja Samu Samu VI dan Anggota - seluruh Raja Raja dan Sultan Nusantara. Maka dimulai Rapat Persiapan Tim Rakernas I, 31 Januari 2009, di Starbuck Cafe - Jl. Kemang Raya, Jakarta Selatan, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Sri Sultan Ternate, Kesultanan Skala Brak Lampung dan Trah I Mangkunegaran - Solo; Rapat Persiapan II, 7 Februari 2009, di Mr.Ben Coffee - Cilandak Twon Square, Jakarta Selatan, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Kesultanan Banten, P.M.A. Kepulauan Kisar, Cucu Tuanku Imam Bonjol, Trah Kerajaan Brawijaya V, Trah Kerajaan Indrapura, Sultan Palembang, Trah Kerajaan Pajajaran; Rapat Persiapan III, 14 Februari 2009, di Mr. Ben Coffee - Cilandak Twon Square, Jakarta Selatan, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Kesultanan Banten, P.M.A. Kepulauan Kisar, Trah Kerajaan Pagarruyung, Cucu Tuanku Imam Bonjol, Eknas AKKI, Trah Kerajaan Indrapura; Rapat Persiapan IV, 12 April 2009, di Hotel Accasia - Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Sri Sultan Ternate, Trah Kerajaan Pagarruyung, Kesultanan Skala Brak Lampung, P.M.A. Kepulauan Kisar; Rapat Persiapan VI, 13 Mei 2009, di Raffles Restaurant Cisarua - Bogor, Jawa Barat, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Kesultanan Banten, Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura, Kesepuhan Cirebon, Raja Rohomoni, Raja Oma, Kesultanan SKala Brak Lampung, Trah Sidrab Sulawesi Selatan, Eknas AKKI, Kerajaan Kedaro, Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Trah Kesultanan Yogyakarta, Danrem Suryakencana - Bogor (Kol.TNI.AD. Agus Utomo), Kabag.Ops.Polwil Bogor (AKBP. Anwar); Hasilnya: Disepakati dibentuk Badan Pekerja Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, dengan Susunan; Pelindung - Presiden Republik Indonesia; Penasehat - Sekjen FKIKN dan Ketua Umum AKKI; Ketua - K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat; Wakil Ketua - Kesultanan Banten; Sekretaris - Raja Samu Samu VI; Wakil Sekretaris - Trah Kasunanan Surakarta Hadiningrat; Anggota - Sultan Ternate,-Kasunan Surakarta Hadiningrat,-Sultan Skala Brak Lampung,-Sultan Kutawaringin Kalteng,-Putra Puro Mangkunegaran,-Kesepuhan Cirebon,-Raja Oma,-Kerajaan Kedaro,-Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua, Putri Mahkota Raja Kaimana Papua,-P.M.A. Kepulauan Kisar; Komisi A - Putra Mahkota Raja Gowa Sulawesi Selatan; Komisi B - Raja Rohomoni; Komisi C - Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura KaliTim; Pertemuan Silaturahmi dengan Sespri Presiden Republik Indonesia - Brigjen.TNI.AD. H. Kurdi Mustafa dan Kolonel.TNI.AD. Ediwan Prabowo (turut difasilitasi oleh Danrem Suryakencana, Bogor - Kolonel TNI.AD. Agus Sutomo), 6 Juni 2009, di Puri Cikeas Cileungsi - Bogor, dihadiri oleh; Raja Samu Samu VI, Raja Rohomoni, Kesultanan Banten, Raja Oma, Kasunanan Surakarta Hadiningrat; Rapat Persiapan VI, 18 Juni 2009, di Anjungan Jawa Barat - Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, dihadiri oleh; Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara, Raja Samu Samu VI, Raja Rohomoni, Raja Oma, Trah Sidrab Sulawesi Selatan, Trah Kerajaan Pagarruyung, Kesultanan Banten; Rapat Persiapan VII, 22 Juni 2009, di Wisma Transportasi - Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, dihadiri oleh; Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara, Raja Samu Samu VI, Raja Rohomoni, Raja Oma, Kesultanan Banten dan Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura; Rapat Persiapan VIII, 5 Juli 2009, di Anjungan Kaliman Timur - Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, dihadiri oleh: Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara, Raja Samu Samu VI, Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura, Sultan Palembang, Kesultanan Banten, Raja Rohomoni, Raja Oma, Trah Sidrab Sulawesi Selatan; Pertemuan Silaturahmi dengan Presiden Republik Indonesia - YM.DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono, 5 Juli 2009, di Puri Cikeas Cileungsi, Bogor - Jawa Barat; dihadiri oleh: Raja Samu Samu VI, Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara (mewakili Kasunanan Surakarta Hadiningrat), Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura, Raja Rohomoni, Raja Oma, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang, Kesultanan Banten dan Trah Sidrab Sulawesi Selatan. Hasilnya: 1) Presiden menyatakan bahwa Silaturahmi ini lebih tinggi dari pada politik, 2) Presiden menyambut baik dan mendukung rencana Silatnas Raja dan Sultan Nusantara, 3) Presiden menawarkan untuk tempat penyelenggaraan Silatnas di Istana Negara - Jakarta, 4) Presiden ingin mewujudkan "MIMPI" ("I DREAM") untuk membangun Museum atau Galeri Nasional Jejak Peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, dengan diorama dan artistik bangunan yang memberikan secagai cermin kekayaan budaya, adat - istiadat bangsa Indonesia yang besar, 5) Presiden menyatakan bahwa "saya terpilih atau tidak, saya tetap bersama bapak - bapak (Raja dan Sultan Nusantara)" 6) Presiden menyampaikan selanjutnya dapat berkoordinasi dengan Menseskab - YM. Sudi Silalahi.; Rapat Kordinasi BP. Silatnas dengan Mensesneg dan Menseskab, 16 Juli 2009, di Kantor Mensesneg - Jakarta, dihadiri oleh; Mensesneg - YM. Hatta Rajasa, Menseskab - YM. Sudi Sulalahi, Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara, Raja Samu Samu VI, Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo, Kesultanan Banten, Putro Puro Mangkunegaran, 2 orang pimpinan Events Organizer (calon) dan 2 orang Deputi Mensesneg; Hasilnya; 1) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara melaporkan persiapan yang telah dilaksnakan dan akan dilaksana, 2) BP. Silatnas mengharapkan dukungan pembiayaan dan fasilitas yang dapat diberikan untuk kelancaran pelaksanaan Silatnas, 3) Mensesneg menyampaikan bahwa pemerintah sangat peduli terhadap rencana dilaksanakannya Silatnas Raja & Sultan Nusantara, namun jangan terlalu cepat untuk menuntut lain - lain seperti menuntut Hak Ulayat, yang proses waktunya sangat panjang, 4) Mensesneg dan Menseskab menyampaikan mengenai Pin untuk Raja dan Sultan dari Presiden agar di-design dan di-buat oleh BP. Silatnas, nanti Presiden yang akan sematkan secara simbolis. Namun nanti dikoordinasikan aturannya dengan Protokol Kepresidenan; Rapat Koordinasi Protokol Kepresidenan, di Kerumahtanggaan Kepresidenan - Jakarta, dihadiri oleh; Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, Wadan Pampres, Kabag.Protokol Kepresidenan, Ka.Humas Rumah Tangga Kepresidenan, Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara, Raja Samu Samu VI, Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kesultanan Banten, Staff Protokol Kepresidenan, Hasilnya: 1) Tempat pelaksanaan Silatnas Raja dan Sultan Nusantara memakai Istana Merdeka dengan kapasitas 150 orang, sehingga yang semula akan diundang 300 orang dapat diseleksi kembali Raja dan Sultan yang akan diundang, 2) Undangan disediakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan, 3) Wartawan dari Media massa akan diurus oleh Protokol Kepresidenan, 4) Hal - hal lain dikoordinasikan dengan Pampres; Pelaksanaan Silatnas Raja dan Sultan Nusantara, 7 Agustus 2009, di Istana Merdeka - Jakarta, dihadiri oleh; Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Presiden Republik Indonesia - YM. Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Menkokesra - YM. Aburizal Bakrie, Mensesneg - YM. Hatta Rajasa, Menseskab - YM. Sudi Silalahi, Menbudpar - YM. Jero Wacik didampingi istri, MenHum & HAM - YM. Andi Matalata, Mendiknas - YM. Prof. DR. Bambang Soedibyo, Mendagri - YM. Mardiyanto , Menkoinfo - YM. Prof.DR. M. Nuh serta 135 Raja dan Sultan Nusantara bersama 15 Permaisuri, Putra Mahkota, Putri Mahkota serta Pangeran dari Keraton Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Kesimpulannya; 1) Ketua BP. Silatnas Raja & Sultan Nusantara melaporkan Raja dan Sultan, Permaisuri, Putra Mahkota, Putri Mahkota dan Pangeran dari Keraton Kerajaan dan Kesultanan Nusantara yang hadir, 2) Ketua BP. Silatnas menyampaikan dan mohon kepada Pemerintah untuk dapat mengakomodir 5 harapan para Raja dan Sultan Nusantara, yaitu (1) Mengembalikan jatidiri (idenntitas) para Raja dan Sultan Nusantara, (2) Melibatkan secara langsung para Raja dan Sultan Nusantara dalam proses penyusunan, pembuatan dan pengesahan Rencana Undang Undang Hukum Adat, (3) Mengemablikan sejarah Kerajaan dan Kesultanan Nusantara kepada Sekolah-Sekolah, (4) Memberdayakan Ekonomi Kreatif di dalam dan diluar Keraton Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, dengan Anggaran melalui APBN, (5) Menjadi para Raja dan Sultan Nusantara sebagai Mitra Pemerintah, mulai dari Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota; Raja Samu Samu VI menyampaikan Pernyataan Sikap Raja dan Sultan Nusantara yaitu; 1) Menyampaikan pengecaman terhadap tragedi bom pada 2 lokasi di Mega Kuningan - Jakarta, 2) Menyampaikan dukungan "MIMPI" atau "I DREAM" Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono untuk mewujudkan membangun Museum atau Galeri Nasional Jejak Peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Dilanjutkan penyerahan TONGKAT PUSAKA NUSANTARA kepada Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, oleh pemerakarsa dan pembuat TONGKAT PUSAKA NUSANTARA yaitu Raja Samu Samu VI - YM. Upu Latu.M.L. Benny Ahmad Samu Samu. Pidato Sambutan Presiden pada pembukaan Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara; 1) Menyampaikan ucapan SELAMAT DATANG, 2) Pemerintah akan mendukung yang diharapkan para pewaris dan penerus Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, 3) Rencana pembangunan Museum atau Galeri Nasional harus sebaik mungkin dan dapat menjadi ikon, serta dapat memberikan pembelajaran bagi para pelajar, mahasiswa, wisatawan dalam maupun luar negeri, 4) Diminta untuk mengecek (memeriksa) apakah di Taman Mini Indonesia Idnah masih ada lahan untuk Galeri Nasional yang memerlukan lahan cukup besar, 5) Diharapkan Menkokesra dan para menteri terkait dapat melibatkan pewaris dan penerus Kerajaan dan Kesultanan, para ahli sejarah, budayawan untuk merumuskan Galeri Nasional tersebut, 6) Diharapkan dalam 6 bulan Designnya sudah selesai.; Silaturahmi dan Jamuan Makan Malam Bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, 7 Agustus 2009, di Balai Agung Kota DKI Jakarta, disambut oleh; Wakil Gubernur DKI Jakarta didampingi istri, Walikota Jakarta Pusat, para pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.; Dialog Inter-Aktif Silaturahmi Raja dan Sultan Nusantara, 8 Agustus 2009, di Istana Ballroom - Sari Pan Pacific Hotel. Jl. M.H. Thamrin - Jakarta, dibuka oleh; Deputi Gubernur DKI Jakarta, Bidang Kebudayaan dan Pariwisata dan Mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Wakil Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta serta dihadiri pula oleh Ahli Sejarawan dari Museum Sejarah Belanda.

Jumat, 09 April 2010

RAJA SAMU SAMU De Laatstse Van Koning Stamboom Abubu - Nusa Laut. Maluku - Indonesia


Pada jaman pra-sejarah Pulau Nusa Laut adalah penghasil Cengkih terbaik, Negeri Abubu adalah salah satu dari 7 Negeri yang ada di Pulau Nusa - Laut. Maluku - Indonesia. Raja Moyang Silawane adalah Raja Negeri Abubu pertama, ketika Raja Moyang Silawane meninggal diteruskan oleh saudaranya yaitu Raja Moyang Kota. Raja Samu Samu sudah ada sejak Abad XVI - tahun 1556 Masehi, diawali sejak wafatnya Raja Moyang Kota diteruskan anak kandungnya bernama Raja Moyang Abigael Samu Samu. Raja Moyang Abigael Samu Samu yang memiliki postur tubuh yang besar dan tinggi adalah Petarung Samudra (pelaut tangguh) dan sangat dihormati serta disegani di seluruh Negeri - Negeri di Maluku; Kapata Moyang (riwayat leluhur) Raja Samu Samu: Raja Samu Samu turut bertempur diperairan Kepulauan Ternate membantu Kesultanan Ternate melawan pasukan Purtugis, masih dalam Kapata Moyang (riwayat leluhur) Raja samu Samu: ketika ada Raja dari Fam lain ingin masuk ke Negeri Abubu - Nusa Laut, maka dengan kekuatan do'a Raja Samu Samu membuat Raja dari Fam lain yang berada di tengah laut tidak dapat melihat Negeri Abubu dan Pulau Nusa Laut, dan akhirnya Raja dari Fam lain tersebut pergi, bahwa kejadian tersebut disaksikan oleh Raja - Raja dari atas Pulau Seram.

Ketika VOC Belanda masuk ke Kepulauan Maluku dengan merampas rempah - rempah dan hasil bumi serta kezoliman kepda masyarakat di Kepulauan Maluku, termasuk di Nusa Laut, maka Raja Moyang Abigael Samu Samu adalah Raja Maluku pertama dan orang Maluku yang berani melawan dan menentang keserakahan dan kezoliman VOC Belanda, serta tidak ikut serta dalam Serangan Hongi (serangan fajar) yang diatur VOC Belanda, maka tentara/Knil VOC Belanda mencap bahwa Raja Moyang Abigael Samu Samu adalah pemberontak (ekstrimis) dan dicari untuk ditangkap. Maka Raja Moyang Abigael Samu Samu menghilang pergi dari Negeri Abubu - Nusa Laut dan singgah pertama di Pantai Galala Pulau Ambon dan bertemu dengan Orang Kaya Fam Yoris (tuan tanah dan cikal-bakal Fam Samu Samu di Galala Pulau Ambon) untuk meminta bantuan kepada saudaranya Raja Moyang Abigael Samu Samu yaitu Raja Batu Merah - Moyang Wali Ulu dan Raja Halong. Karena Raja Samu Samu dicap pemberontak (ekstrimis) maka nama Raja Samu Samu maupun nama Fam Samu Samu tidak dicatat atau tercatat dalam buku - buku pemerintahan Belanda saat itu, dengan maksud dan tujuan agar keturunan Fam Samu Samu selanjutnya maupun masyarakat atau orang - orang Maluku tidak mengetahui asal-usul keturunan dari Samu Samu yang sebenarnya, siasat dan politik ini dilakukan adalah untuk menghilangkan jatidiri (identitas) dan untuk tidak diketahuinya asala-usul Raja Samu Samu maupun Fam Samu Samu.

Ketika terjadi pertempuran di Aceh, Kesultanan Aceh meminta bantuan kepada Raja Samu Samu II dan Raja - Raja Maluku lainnya, usai perang Aceh; Raja Samu Samu hijrah ke Timur Batavia (yang sekarang dikenal Kampoeng Ambon) bersama Raja - Raja Maluku dan orang - orang Ambon lainnya, usai perang Dunia II; Raja Samu Samu II dan Raja - Raja dari Maluku lainnya kembali ke Negeri masing - masing di Maluku, dan ketika suasana di wilayah Banten memanas, maka Sultan Banten - YM. Sultan Hasanuddin menikahkan cucunya dengan anak sulung Raja Samu Samu III (bermukim di Tengkele, Serang - Banten), dan pada waktu Kesultanan Banten akan diserang oleh tentara/Knil Belanda yang dipimpin oleh Yth. Capitan Moyang Yongker, ketika mengetahui adanya orang Ambon (Maluku) di Banten, maka Yth. Capitan Moyang Yongker berubah rencana dan sebaliknya membantu kekuatan Kesultanan Banten. Ketika Raja Samu Samu III meninggal, maka diteruskan anak tertuanya yaitu Raja Samu Samu IV (bermukim di Tengkele, Serang - Banten). Pada saat itu Raja Samu Samu IV dipercaya untuk mengurus seluruh Penggilingan Beras yang berada di wilayah kekuasa Kesultanan Banten, dan Raja Samu Samu IV dibantu oleh sahabatnya yaitu Yth. Bapak. Kaking (bermukim di Serang - Banten); Raja Samu Samu IV selain mengurus seluruh Penggilingan Beras mulai dari Banten sampai Karawang - Jawa Barat dibantu Yth. Bapak. Kaking, Raja Samu Samu IV bekerja sebagai Jaksa di Kantor Jaksa Batavia (d/h. Jalan Harmoni - Jakarta Pusat); semasa Raja Samu Samu IV menjadi Jaksa sering kali membantu dan menolong masyarakat atau orang - orang kampoeng; Raja Samu Samu IV adalah salah satu yang mendamaikan ketika perseteruan antara suku Banten dengan suku Bugis di wilayah Pesisir Tanjung Priok sampai Grogol; Raja Samu Samu IV tidak mempunyai keturunan anak kandung dan mengangkat seorang anak perempuan yang bernama Rohana yang dinikahkan dengan seorang jawara (Pendekar) Kampoeng Pekarungan Banten yang bernama Yth. Nasrudin. Ketika Raja Samu Samu IV meninggal tahun 1976, diteruskan oleh adiknya yaitu Raja Samu Samu V (bermukin di Kramat VII/no.5. Jakarta Pusat dan Komplek Angkatan Darat. Jalan. Salemba Raya no.28. Jakarta Pusat); Raja Samu Samu V setelah pensiun dari Jawatan Kesehatan Angkatan Darat (JANKESAD) dikaryakan bekerja di Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki, oleh Yth. Jenderal.TNI.AD. Dr. Suwarno dan Gubernur KDKI Jakarta Raya - Yth. Bang. Ali Sadikin. Raja Samu Samu V meninggal tahun 1980, diteruskan anak kandungnya yaitu Raja Samu Samu VI ; yang dikenal Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu.

Bahwa penampilan pakaian Raja Samu Samu VI sangatlah sederhana dibandingkan dengan Raja dan atau Sultan yang lain; sehingga ketika Raja Samu Samu VI menjadi Narasumber bersama Sultan Deli Sumatera Utara, Sultan Skala Brak Lampung, Sultan Putra Mahkota Raja Gowa Sulawesi Selatan dan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang dalam acara Kick Andy di Metro Tv, 26 Oktober 2008 (yang ditayangkan 5 Desember 2008); yaitu ketika YM. Andy F. Noya (presenter Kick Andy Metro Tv) bertanya tentang pakaian Raja Samu Samu VI dan hal - hal yang secara adat-istiadat sangat peka (sensitif) apa lagi hal yang menyangkut Moyang - Moyang, maka terjadilah hal yang diluar kemampuan manusia yaitu seluruh lampu dan cahaya yang berada dalam studio Kick Andy di Stasiun Metro Tv seketika menjadi gelap walaupun tidak padam dari PLN, setelah Raja Samu Samu VI melakukan do'a barulah seluruh lampu yang ada hidup kembali, dan hal ini terjadi beberapa kali; ketika penonton wanita melihat keatas langit - langit studio Kick Andy, maka diketahui ada mahluk - mahluk banyak yang bergelantungan menutupi cahaya lampu - lampu yang ada di dalam studio Kick Andy. Hal lain dari Raja Samu Samu VI yaitu; 1) Raja Samu Samu VI sering kali diminta bantuannya untuk menjaga cuaca agar tidak hujan, atau membuat cuaca tidak terlalu panas dengan angin sepoi - sepoi 2) Kadang kala Raja Samu Samu VI menahan pesawat udara untuk tidak terbang walau telah melewati waktu penerbangan sampai tibanya Raja Samu Samu VI bersama keluarga dan atau bersama rombongan ke dalam pesawat udara tersebut 3) Seluruh Raja - Raja Maluku; Raja Morella, Raja Hitu Meseng, Raja Wassu, Raja Kaitetu, Raja Rohomoni, Raja Kaibobo, Raja Kaimana Papua, dan YM. K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat (Kasunanan Surakarta Hadiningrat - Solo) menyaksikan Raja Samu Samu VI melakukan kekuatan do'a untuk merubah cuaca dari panas terik sekali menjadi cuaca teduh dengan angin sepoi - sepoi sebelum dilaksanakan acara adat tradisional Pukul Sapu Lidi di Kerajaan Morella Ambon - Maluku (yang sebelumnya acara tersebut tidak dapat dimulai karena cuaca sangat panas sekali), dan masih banyak lgi hal - hal yang di lakukan oleh Raja Samu Samu VI.
Raja Samu Samu VI adalah pemerakarsa Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara - Indonesia bersama Sultan Ternate - YM. Sri Sultan Mudaffarsyah, Raja Rohomoni - YM. Fachri Sangadji, Putri Mahkota Raja Kaimana Papua - YM. Heidy Diana Abdul Hakim Achmad Aituarauw, Kesultanan Banten - YM. Tubagus Ismetullah Al-Abbas, Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua - YM. Zainal Abidin Uswanas, Trah I Mangkunegaran - YM.R.M. Soerjo Goeritno, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Palembang, Sultan Skalan Brak Lampung - YM. Sultan Edwardsyah Pernong, Pemangku Adat Raja Kepulauan Kisar Maluku - Yth. Butje Balthazar, Kesultanan Kutai Kertanegara Ing. Martadipura Kalimantan Timur - YM. Haji Adji Pangeran Hary Gondo Prawiro, Sultan Kutawaringin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah - YM. Pangeran Muasjiddinsyah, Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Solo - YM. K.P. Edy Wirobhumi, Kesepuhan Cirebon - YM. P.R.A. Arief Natadiningrat, Putra Mahkota Raja Gowa - YM. Andi Komala Ijo dan beberapa Kesultanan dan Kerajaan Nusantara lainnya dan YM. K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat. Raja Samu Samu VI yang menyusun dan membuat Pernyataan Sikap Raja dan Sultan Nusantara; (1) Mengembalikan jatidiri (identitas) para Raja dan Sultan Nusantara (2) Melibatkan secara langsung para Raja dan Sultan Nusantara dalam proses penyusunan, pembuatan dan pengesahan Rencana Undang Undang (RUU) Hukum Adat (3) Mengembalikan sejarah Kerajaan dan Kesultanan pada Sekolah - Sekolah (4) Memberdayakan Ekonomi Kreatif pada Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, dengan Anggaran melalui APBN (5) Menjadikan para Raja dan Sultan Nusantara sebagai Mitra pemerintah, baik di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota; Bahwa Raja Samu Samu VI adalah yang merencanakan dan membuat Tongkat Pusaka Nusantara yang terbuat seluruhnya dari Perak Murni dengan Kepala Tongkat berlambang Kepala Singa bermata batu Rubby Merah (Red Rubby) dan telah diserahkan kepada Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono, pada saat pembukaan Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, 7 Agustus 2009, di Istana Merdeka - Jakarta, yang turut dihadiri oleh Yth. Ibu Presiden Republik Indonesia - YM. Ani Susilo Bambang Yudhoyono, dan Menkokesra, Mensesneg, Menseskab, Mendagri, Menbudpar, MenHum dan HAM, Menkoinfo, dan Mendiknas. Raja Samu Samu VI yang memimpin rombongan Badan Pekerja Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara bersilaturahmi kepada Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, 5 Juli 2009, di Puri Cikeas - Cileungsi. Jawa Barat, kemudian memipin rombongan bertemu Mensesneg, Menseskab, Menkokesra, dan Menbudpar.
Saat ini Raja Samu Samu VI bersama seluruh Raja dan Sultan Nusantara sedang mempersiapkan dan akan mewujudkan "MIMPI - I DREAM" Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, untuk membangun Museum atau Galeri Nasional Jejak Peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, dan Raja Samu Samu VI adalah yang memberikan pemikiran awal untuk mensosialisasikan PERSAUDARAAN RAJA DAN SULTAN NUSANTARA demi mempersatukan Raja dan Sultan Nusantara serta menyatukan organisasi - organisasi Keraton, Kerjaan dan Kesultanan yang ada, seperti yang juga diharapkan oleh Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Menkokesra - YM. H.R. Agung Laksono dan Menbudpar - YM. Jero Wacik.; Hasilnya adalah PERSAUDARAAN RAJA DAN SULTAN NUSANTARA telah di deklarasikan di Denpasar Bali, 27 Maret 2010, yang dihadiri oleh Sultan Yogyakarta - YM. Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Denpasar XII - YM. Ida Tjokorda Jambe Pamecutan, Raja Kaimana Papua - YM. Abdul Hakim Achmad Aituarauw, Putra Mahkota Raja Gowa Sulawesi Selatan - YM. Andi Komala Ijo, Raja Rohomoni - YM. Fachri Sangadji, Perdana Menteri Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura Kalimantan Timur - YM. Haji Adji Pangeran Harry Gondo Prawiro, Putra Mahkota Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura Kalimantan Timur - YM. Adji Pangeran Anum Surya Ningrat, Perdana Menteri dan Putri Mahkota Raja Luwu Sulawesi Selatan - YM. Andi Siti Opu Cenning Luwu, YM. K.R.A.T. Mas'ud Thoyib Adiningrat dan lainnya.
Raja Samu Samu VI, selain menjalankan status Raja; lebih banyak membantu dan menolong masyarakat dan orang - orang yang tidak mampu dan atau yang mendapat kesulitan diberbagai bidang; semoga selain menjalankan visi dan misi yang merupakan amanah leluhur dari Raja - Raja Samu Samu, juga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat kepada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.