Mata Rumah atau Rumah Tua atau Rumah Asal - Usul adalah rumah adat bagi Raja dan keturunannya, dan sebutan ini sejak dahulu sampai sekarang masih kental di seluruh Negeri di Maluku - Indonesia. Mata Rumah atau sebutan lain di Maluku adalah tempat tinggal seorang Raja beserta keluarganya, di Mata Rumah itulah lahirnya keturunan pertama dan selanjutnya. Mata Rumah Raja Samu Samu De Laatstse Van Koning Stamboom Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Maluku - Indonesia, berbeda Rumah Raja dan atau Rumah Sultan di daerah - daerah di Nusantara - Indonesia lainnya; dimana tempat tinggal dan atau tempat mengatur sistim kepemimpinan seorang Raja atau Sultan adalah di Istana atau Keraton. Ada beberapa persamaan dalam bentuk maupun bahan yang dipergunakan untuk membuat Mata Rumah atau Rumah Tua atau Rumah Asal - Usul dengan Keraton maupun Istana Raja dan Sultan; yaitu bahan dasar hampir seluruhnya dari kayu, baik lantai, dinding, anak tangga dan atap Rumah Raja.
Perspektif gambar Mata Rumah Raja Samu Samu ini adalah gambar asal yang diberikan dalam coret - coretan oleh Raja Samu Samu IV (berdomilisi di Tengkele - Serang. Banten) kepada Raja Samu Samu V (berdomisili di Jl. Kramat VII/no.5 dan Kompleks Angkatan Darat. Jl. Salemba Raya no.28, Jakarta Pusat), saat dirawat di Rumah Sakit Umum Serang - Banten, sebelum Raja Samu Samu IV wafat tahun 1976 lalu. Mata Rumah Raja Samu Samu terdiri dari Teras (Terage) Mata Rumah untuk menerima, menyambut dan berkumpulnya keluarga dan tamu, termasuk masyarakat dan tempat memulainya acara Adat; Bagian dalam Mata Rumah terdiri dari 3 (tiga) bagian lantai yaitu; Lantai dasar adalah Ruang Utama Raja Samu Samu, terdapat Lambang Kebesaran menempel didinding dibelakang Kursi Raja dan Tongkat Kebesaran Raja Samu Samu; tempat Raja Samu Samu merundingkan, memutuskan dan menerima pendapat - pendapat dari Kepala Soa, Pati dan keluarga serta orang yang dipercaya, dan terdapat Kamar istirahat Raja Samu Samu, Ruang penyimpanan barang - barang serta anak tangga menuju ke lantai atas; Lantai 2 (dua) adalah Ruang keluarga, Kamar istirahat anak - anak Raja dan keluarga, Ruang penyimpanan pakaian dan barang - barang Raja Samu Samu serta keluarga, dan anak tangga menuju lantai atas; Lantai 3 (tiga) adalah lantai khusus untuk mengawasi sekeliling wilayah dan Pantai Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut; terdapat 4 kursi disetiap sisi dan Tifa (gendang kecil untuk alat memberi tanda - tanda), yang biasanya dijaga oleh orang yang dipercaya oleh Raja dan Kepala Soya serta Pati Samu Samu (bertugas secara bergantian/bergilir). Mata Rumah Raja Samu Samu mempunyai 3 (tiga) makna dan 3 (tiga) arti yaitu; 1) Bagian Atas : ASA yang artinya Esa; Maha Pencipta; Tuhan yang mengetahui alam semesta, 2) Bagian Tengah : AMA yang artinya Bapak; Pemimpin; Pengatur dan Penanggung Jawab serta yang menghubungkan antara Bumi dengan Pencipta, 3) Bagian Bawah : INA yang artinya Ibu; Bumi; Yang memberi kehidupan dan kedamaian serja kesejahteraan.
Sejak Raja Samu Samu De Laatstse Van Koning Stamboom Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Maluku menghilang untuk menghindari penangkapan dari tentara VOC Belanda, maka status Raja Samu Samu dari Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Provinsi Maluku sudah tidak berkuasa dan tidak diketahui lagi keberadaannya, namun Raja Samu Samu dibantu saudaranya yaitu; Raja Batu Merah - Moyang Wali Ulu dan Moyang Raja Halong, terus hidup turun menurun sampai saat ini. Dan Mata Rumah Raja Samu Samu yang semuanya terbuat dari kayu sejak ditinggalkan dan ditempati oleh keluarga Fam Samu Samu. Dari jaman ke jaman keberadaan Mata Rumah Raja Samu Samu yang terbuat dari kayu tersebut telah lapuk karena usia kayu, dan saat ini Mata Rumah Raja Samu Samu telah diperbaiki dan disesuaikan dengan kondisi rumah seperti umumnya dengan menggunakan campuran semen, batu dan kayu bagian dindingnya.
Rencana bila dikemudian hari Tuhan Y.M.E mengijinkan, Raja Samu Samu VI akan mengembalikan bentuk asli Mata Rumah Raja Samu Samu di Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. di Provinsi Maluku - Indonesia. Bahwa keberadaan Raja Samu Samu VI saat ini adalah untuk mengembalikan jatidiri (identitas) Raja Samu Samu dari Negeri Abubu - Pulau Nusa Laut. Provinsi Maluku - Indonesia, dan tidak bermaksud untuk menarik kembali kekuasaan yang pernah dimiliki Raja Samu Samu sebelumnya, namun Raja Samu Samu VI bersama Raja - Raja dari seluruh Negeri di Maluku membangun kebersamaan untuk mengembalikan jatidiri (identitas) dan diakui status Raja bagi Negeri - Negeri di Maluku - Indonesia oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan hasilnya adalah Raja Samu Samu VI bersama Sultan Ternate - YM. Sri Sultan Mudaffarsyah, Raja Alaka Rohomoni - YM. Fachri Sangadji, Raja Oma - YM. Joseph Caleb Pattinama, Kesultanan Banten - YM. Tubagus Ismetullah Al-Abbas, Putri Mahkota Raja Kaimana Papua dan Putra Mahkota Raja Fatagar Fakfak Papua - YM. Zainal Abidin Uswanas, telah memperakarsai Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, yang dilaksnakan pada hari Jum'at, 7 Agustus 2009 lalu, di Istana Merdeka - Jakarta, yang resmi dibuka oleh Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Yth. Ibu Presiden Republik Indonesia - YM. Ani Susilo Bambang Yudhoyono serta Menkokesra - YM. Aburizal Bakrie, Mensesneg - YM. Hatta Rajasa, Menseskab - YM. Sudi Silalahi, Menbudpar - YM. Jero Wacik, Mendagri - YM. Mardiyanto, Mendiknas - YM. Prof.DR. Bambang Soedibyo, MenHum & HAM - YM. Andi Mattalata, Menkoinfo - YM. Prof.DR. M. Nuh, serta 135 Raja dan Sultan Nusantara dan 15 Permaisuri, Putri Mahkota, Putra Mahkota serta Pangeran dri Kerajaan dan Kesultanan Nusantara - Indonesia (yang berasal dari Aceh sampai Papua).
Pepatah Samu Samu bahwa "Maluku serta Bangsa dan Negara Indonesia saat ini telah menemukan kembali Mutiara yang hilang" yang artinya "Maluku serta Bangsa dan Negara Indonesia telah kembali pada sejarah yang sebenarnya". Bahwa sejarah Bangsa dan Negara Indonesia ada yang tercatat dan ada yang tidak tercatat; Sejarah yang tercatat, tidak seluruhnya utuh, lengkap dan benar, dan sejarah yang tidak tercatat, memang dimaksudkan agar anak - cucu dan keturunannya serta masyarakat untuk tidak mengetahui asal - usul dan sejarah yang sebenarnya.
Catatan: Bahwa tulisan ini adalah riwayat yang diterima oleh Raja Samu Samu VI dari Raja Samu Samu IV dan Raja Samu Samu V, sebelum beliau meninggal dunia (wafat) pada tahun 1976 di Serang - Banten dan tahun 1980 di Jakarta.